Saturday, December 11, 2010

Kelebihan jihad dan mati syahid di jalan Allah


Oleh: Syikh Hijazi Ibrahim Tsarya

Segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam. Jihad difardukan ke atas setiap muslim sebagai kefarduan yang wajib dan amat ditekankan, tiada alasan dan tidak boleh mengelakkan diri dari melaksanakannya. Allah telah menggalakkan jihad dengan sebesar-besar galakan. Firman Allah:

“Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan Maka kelak akan kami berikan kepadanya pahala yang besar”. (An-Nisa’: 74)

 Saya bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah yang menyempurnakan ganjaran para mujahidin dan syuhada’. Firman Allah:

“169.  Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.170.  Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Ali Imran: 170)

 Saya bersaksi bahawa nabi Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya, yang dipilih dari makhlukNya dan kekasihNya, yang menyampaikan risalah dan menunaikan amanah, dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad sehingga tiba hari kemenangan, menggalakkan umat melaksanakan jihad supaya digolongkan antara orang yang syahid di sisi Allah.

Dari Qatadah yang berkata: Saya mendengar Anas bin Malik menyampaikan dari nabi saw yang bersabda:“Tiada seorangpun yang dapat memasuki syurga melainkan ia suka dikembalikan ke dunia. Baginya tiada satupun yang bermakna di muka bumi selain dari mati syahid. Oleh kerana itu ia mengharapkan dapat kembali ke dunia supaya ia dibunuh sepuluh kali setelah mengetahui kemuliaan (mati syahid)”. (Sahih Muslim No. 4976)

Selawat dan salam ke atas junjungan kita Muhammad penghulu para mujahidin, imam para muttaqin, keluarga dan para sahabatnya, seterusnya orang yang berjihad di jalan Allah sehingga hari Kiamat. Adapun selepasnya:

 Justeru, saya berpesan kepada kalian dan diri saya sendiri sebagai hamba Allah, marilah bertakwa kepada Allah dan mentaati perintahNya. Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Ali Imran: 102)

Saya mengingatkan kalian dan diri saya sendiri daripada perbuatan maksiat dan perkara yang bertentangan dengan perintahNya. Firman Allah:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya”. (Fussilat: 46)

 Wahai muslimin,
Sesungguhnya jihad di jalan Allah adalah satu kefarduan masa lalu sehingga hari Kiamat. Tidak sempurna pengakuan seorang muslim yang beriman bahawa Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul melainkan mengikat satu baiah bersama Allah untuk melaksanakan jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa raga. Ini adalah “akad” (ikatan janji) yang disebut dalam tiga Kitab. Firman Allah:

“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah: 111)

Berapa ramai yang berkata: “Tiada Tuhan melainkan Allah”, tetapi Allah telah menentukan ciri-ciri para mukminin yang Allah hulurkan “TanganNya” kepada mereka untuk menyempurnakan akad jual beli (perniagaan) di dalam ayat berikutnya. Firman Allah:

“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu”. (At-Taubah: 112)

Orang yang menghiasi diri dengan cirri-ciri tersebut dan mempamerkan akhlak dengan nilai tersebut, maka ia telah menghulurkan kepada Tuhannya dengan tangan yang suci, hati yang bersih dan keinginan yang tulus bagi mengharapkan syurga. Manakala orang-orang yang mengabaikan ciri-ciri tersebut dan melampau batas dari yang diizinkan kepada dirinya dengan melakukan perbuatan maksiat, malas melakukan ketaatan dan amal soleh, maka tiada jalan untuk mereka ke syurga melainkan membersihkan diri daripada dosa dan noda, menghiasi diri dengan sifat-sifat yang disebut dalam ayat di atas, sehingga ia berkalayakan untuk meletakkan tangan mereka pada “Tangan” Allah dan mengadakan akad bersama Allah untuk perniagaan yang menguntungkan ini.

Orang yang berjihad di jalan Allah baginya ganjaran seperti orang berpuasa yang tidak berbuka dan orang yang bangun malam untuk beribadah tanpa putus.

Daripada Abu Hurairah r.a berkata: Dikatakan kepada nabi saw: apakah yang menyamai pahala jihad pada jalan Allah? Nabi menjawab: “Kamu tidak mampu (mengetahuinya)”. Berkata lagi dengan soalan yang sama dua kali atau tiga kali. Semuanya dijawab: “Kamu tidak mampu (mengetahuinya)”. Namun nabi menjawab kali ketiga: “Bandingan orang yang berjihad di jalan Allah, ialah seperti orang berpuasa dan bangun malam yang khusyuk membaca ayat Allah, tidak berbuka puasa dan tidak putus dari mendirikan solat malam, sehingga orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali”. (Sahih Muslim: 4977)

 Wahai saudara yang dikasihi,
Islam telah menggariskan jalan kemuliaan kepada umat, iaitu dengan mengambil berat urusan jihad, ketenteraan dan sekelompok umat yang menghimpunkan semuanya di dalam satu barisan untuk mempertahankan kebenaran dengan semua kekuatan yang ada. Sama juga terdapat di dalam Islam dan ajarannya, ayat al-Quran dan hadith nabi, limpahan semua makna-makna ini, seruan dengan ayat yang lancar dan pendekatan yang terang untuk berjihad, berperang dan ketenteraan, memperkuatkan wasilah-wasilah pertahanan dan perjuangan dalam semua bentuknya, sama ada di darat, laut dan sebagainya. Hal ini jelas di dalam firman Allah:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu”. (Al-Anfal: 60)

Justeru, kekuatan adalah slogan Islam dalam semua system dan syariatnya. Nabi saw telah bersabda:

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dari seorang mukmin yang lemah”.

Bahkan kekuatan adalah slogan Islam sehingga di dalam doa yang merupakan bentuk khusyuk dan ketenangan. Dengarlah apa yang nabi saw doakan untuk dirinya dan mengajarkan para sahabatnya serta bermunajat kepada Tuhannya:

“Ya Allah, aku berlindung dariMu dari sifat keluh kesah dan dukacita, aku berlindung dariMu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung dariMu dari sifat pengecut dan bakhil, aku berlindung dariMu dari belenggu hutang dan kekejaman manusia”.

 Lihatlah, di dalam doa-doa ini bahawa nabi saw berlindung dengan Allah dari semua bentuk  kelemahan; kelemahan kemahuan kerana kedukaan dan keluh kesah, kelemahan produktiviti kerana tidak berdaya dan malas, kelemahan jiwa dan harta kerana pengecut dan bakhil, kelemahan kemuliaan dan ketinggian kerana hutang dan kekerasan.

Oleh itu, apakah yang kalian mahukan dari orang yang mengikut agama ini? Tidak lain mereka memiliki kekuatan dalam semua perkara kerana slogannya ialah kekuatan dalam semua perkara.

Ketahuilah wahai saudara yang dimuliakan,
Bahawa darjat kekuatan yang pertama ialah kekuatan akidah dan iman, kemudian diikuti kekuatan kesatuan dan ikatan, kemudian selepasnya kekuatan pengikut dan senjata. Seandainya ciri-ciri kekuatan telah dipenuhi maka wajiblah dikobarkan semangat untuk berjihad di jalan Allah. Firman Allah:

“Hai nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”. (Al-Anfal: 65)

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 249)

Di antara sebab kekuatan yang paling besar bagi menghadapi musuh ialah apabila berada di dalam barisan yang teratur seperti firman Allah:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (As-Soff: 4)

Begitu juga keteguhan hati, zikir dan tidak berbantah-bantah merupakan di antara factor kejayaan dan kemenangan yang paling besar. Firman Allah:

“45.  Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu beruntung.46.  Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal: 45-46)

Wahai muslimin,
Allah tidak akan sekali-kali memperbaiki keadaan umat ini melainkan ia sendiri memperbaikinya dahulu. Tidak akan tercapai pengislahan dan perubahan mereka melainkan melalui kemurnian iman mereka kepada Allah. Tidak akan tercapai kemuliaan dan kejayaan mereka melainkan dengan jihad, keinginan mereka kepada syahid di jalan Allah. Kenapa tidak, mereka menyakini apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw tentang ganjaran orang yang syahid di sisi Allah.

Daripada al-Maqdam bin Ma’di yang begitu hampir sambil berkata: Rasulullah saw telah bersabda: “Bagi orang yang mati syahid di sisi Allah ada enam cabang: Diampunkan dosa baginya sekaligus di permulaan, dielakkan dari azab kubur, diberi ketenangan dari kegawatan terbesar (di Mahsyar), diletakkan mahkota di kepalanya yang diperbuat dari intan permata yang lebih baik dari dunia dan segala isinya, dikahwinkan dengan 72 orang isteri yang putih melepak  dan dibolehkan memberi syafaat kepada 70 orang kaum kerabatnya”. (Tirmizi dan Ibn Majah)

Daripada Abu Hurairah r.a, bahawa Rasulullah saw bersabda: “Demi jiwaku yang berada di tanganNya. Tidak seorangpun yang berjihad di jalan Allah yang dikeji. Allah mengetahui siapa yang berjihad di jalanNya yang diperkatakan, kecuali ia dating pada hari Kiamat dalam keadaan warna darah dan berbau dengan bauan kesturi”. (Bukhari dan Muslim)

Orang yang mati syahid akan di tempatkan di syurga yang tertinggi dan diberikan nikmat duduk berdekatan dengan Allah.

Daripada Anas bin Malik bahawa Ummu Rabi’ binti al-barra’, iaitu ibu Harith bin Suraqah dating menemui nabi saw. Lalu berkata: Wahai nabi Allah, bolehkah tuan bercakap tentang Harith. Beliau telah terbunuh di dalam Perang Badar akibat terkena panah yang tidak diketahui. Sekiranya beliau telah berada disyurga, maka aku sedia bersabar. Tetapi jika sebaliknya, aku akan berusaha untuknya dalam tangisan”. Lalu nabi saw bersabda: “Wahai ibu Harith, beliau kini tinggal dalam salah satu syurga. Bahkan anakmu kini dikurniakan syurga Firdaus yang tertinggi”. (Sahih Bukhari: 2809)

Wahai muslimin,
Rasulullah memberitahu kita bahawa orang yang dibenarkan menarik diri dari terlibat dalam peperangan hanyalah orang yang lemah dan tidak berupa untuk pergi berjihad. Selain itu tidak tidak dibenarkan sama sekali.

Daripada Said bin Musayyab bahawa Abu Hurairah r.a berkata: Aku mendengar nabi saw bersabda: “Demi jiwaku di tanganNya. Hendaklah lelaki dari para mukminin tidak tertinggal dariku dan tidak terdapat sebarang kesulitan untuk pergi berjihad. Aku tidak  pernah tertinggal dari menyertai sariyyah yang berperang pada jalan Allah. Demi jiwaku di tanganNya, aku suka jika dibunuh pada jalan Allah kemudian hidup, kemudian aku dibunuh kemudian hidup, kemudian dibunuh kemudian hidup, kemudian dibunuh”.  (Bukhari: 2797)

Ikuti sambungannya esok...

Terjemahan dari http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=66465&SecID=363
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 ulasan

Sila berikan komen anda

 
© 2011 Zadud-Duat | 2012 Templates
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top